
Donald Trump Klaim “Menyelamatkan” Ayatollah Khamenei dari Pembunuhan Israel
Donald Trump, baru-baru ini mengklaim bahwa dirinya telah “menyelamatkan” Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dari upaya pembunuhan oleh Israel.
Pernyataan ini muncul setelah Ayatollah Khamenei mengklaim kemenangan dalam konflik tersebut dan mengkritik AS yang menyetujui gencatan senjata dengan Israel. Dalam pidatonya setelah pengumuman gencatan senjata, Khamenei juga menyatakan bahwa laporan mengenai kerusakan fasilitas nuklir Iran telah dilebih-lebihkan oleh pihak-pihak tertentu, khususnya AS dan Israel.
Trump Klaim Menyelamatkan Khamenei dari Kematian
“Saya tahu persis di mana dia berlindung, dan saya tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump dalam unggahannya, mengacu pada Khamenei.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa pihak Israel tidak dapat membunuh Khamenei karena mereka tidak mengetahui lokasi pasti persembunyiannya yang terletak di bawah tanah.
Sanksi terhadap Iran dan Kebijakan Trump
Selain mengklaim telah menyelamatkan Khamenei, Trump juga menyampaikan bahwa dalam beberapa hari terakhir ia tengah mempertimbangkan untuk mencabut sebagian sanksi terhadap Iran, yang merupakan salah satu tuntutan utama Teheran.
“Saya telah bekerja untuk kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Iran. Tetapi, sebaliknya, saya malah dihujani dengan pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik. Jadi saya segera menghentikan semua pekerjaan untuk keringanan sanksi, dan banyak lagi,” kata Trump.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Reaksi Iran terhadap Pernyataan Trump
“Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia harus berbicara dengan hormat dan tidak menyebarkan kebencian.
Kontroversi dan Ketegangan yang Terus Memanas
Ketegangan ini semakin dipicu oleh isu nuklir Iran dan kebijakan AS yang semakin agresif terhadap Teheran.
Klaim Trump yang mengaku telah “menyelamatkan” Khamenei dari pembunuhan Israel semakin memperkeruh situasi diplomatik antara AS, Iran, dan Israel.
Ketegangan ini jelas menjadi sorotan dunia internasional, mengingat dampaknya yang tidak hanya dirasakan oleh negara-negara terkait, tetapi juga akan memengaruhi stabilitas kawasan Timur Tengah dan kebijakan luar negeri negara-negara besar lainnya.
