Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Komitmen Menyelamatkan Sagu dan Hutan Papua Harus Diterapkan, Bukan Cuma Retorika

BRIMO

Komitmen Menyelamatkan Sagu dan Hutan Papua Harus Diterapkan, Bukan Cuma Retorika

komitmen menyelamatkan hutan sagu di Papua. Dalam pembukaan Festival Colo Sagu 2025, yang diadakan di lokasi Hmensauw, bawah Jembatan Yotefa, Petronela menyatakan bahwa jika masyarakat benar-benar peduli terhadap kelestarian hutan sagu, maka komitmen tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya kata-kata belaka.

Komitmen Harus Diperkuat dengan Tindakan Nyata

Menurut Petronela, pernyataan peduli terhadap sagu dan hutan hanya akan menjadi retorika kosong jika tidak diikuti dengan tindakan nyata. Salah satu tindakan yang dianggapnya kontraproduktif adalah penjualan tanah yang memiliki pohon sagu. Tanah tempat sagu tumbuh merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat Papua, sehingga menjualnya akan berisiko mengancam keberlangsungan hidup mereka.

“Kalau bilang peduli sagu, peduli hutan tapi masih menjual tanah itu sama saja bohong. Di tanah itulah sagu dan pohon tumbuh dan menjadi sumber hidup bagi kami orang Papua,” tegas Petronela saat memberikan sambutan pada acara yang digelar oleh Polresta Jayapura Kota bekerja sama dengan Yayasan Peduli Sagu Papua. Festival ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Sagu Nasional dan HUT Bhayangkara ke-79.

Ancaman Terhadap Hutan Sagu dan Kehidupan Masyarakat Adat

Petronela melanjutkan dengan mengungkapkan bahwa hutan sagu kini menghadapi ancaman yang serius. Banyak orang tua yang mulai menjual tanah mereka, yang sebelumnya menjadi tempat hidup bagi pohon-pohon sagu. Menurutnya, ini akan membawa dampak buruk tidak hanya bagi kehidupan sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang, karena hutan sagu adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan.

Komitmen Menyelamatkan
Komitmen Menyelamatkan

Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia

“Saat ini, hutan sagu memiliki ancaman akan hilang karena orang-orang tua mulai menjual lokasi tanah. Padahal keberlangsungan hidup saat ini maupun generasi akan datang akan bergantung pada isi hutan, salah satunya sagu,” kata Petronela dengan penuh keprihatinan.

Petronela juga mengingatkan bahwa hutan sagu bukan hanya sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai penyedia air. Ia menceritakan kenangannya ketika masih kecil, di mana ia sering menimba air di kawasan hutan sagu di Pasar Youtefa dan Otonom. Namun, kini area tersebut sudah tidak ada lagi.

Krisis Hutan Bakau dan Dampaknya pada Kehidupan Pesisir

Petronela juga menyinggung ancaman terhadap hutan bakau yang tak kalah penting. Hutan bakau, yang banyak ditemukan di pesisir, memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat adat, khususnya mereka yang tinggal di daerah pesisir.

“Sagu dan hutan bakau tidak lepas dari kehidupan kami, khususnya yang tinggal di pesisir. Tanpa sagu dan hutan bakau, rasanya hidup akan semakin sulit,” ujar Petronela. Ia menambahkan bahwa keberadaan hutan bakau sangat penting untuk melindungi pesisir dan mencegah abrasi. Tanpa keberadaan hutan ini, wilayah pesisir akan semakin rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam.

Pentingnya Regulasi Perlindungan Hutan Sagu

Sebagai penerima Kalpataru, penghargaan tertinggi untuk pelestarian lingkungan, Petronela menegaskan pentingnya komitmen pemerintah dalam mengeluarkan regulasi perlindungan hutan sagu dan hutan bakau. Ia mengingatkan bahwa keberlanjutan hutan dan sagu tidak hanya bergantung pada kesadaran masyarakat adat, tetapi juga pada kebijakan pemerintah yang mendukung.

“Selain masyarakat adat harus sadar, pemerintah juga harus bantu dengan mengeluarkan peraturan. Dengan adanya peraturan itu, semua terlindungi, dan sagu serta hutan lainnya akan tetap ada,” harap Petronela.

Komitmen Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Petronela Merauje mengakhiri sambutannya dengan menyerukan agar masyarakat, pemerintah, dan seluruh pihak terkait bergotong royong untuk melindungi hutan sagu dan hutan bakau yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat Papua. Tanpa keberadaan hutan-hutan tersebut, kehidupan mereka akan semakin sulit, baik dari segi pangan, air, dan perlindungan terhadap bencana alam.

Festival Colo Sagu 2025 menjadi momen penting untuk mengingatkan kembali kepada semua pihak tentang pentingnya menjaga dan melestarikan hutan sagu, yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat adat Papua, tetapi juga untuk keberlanjutan alam dan kehidupan generasi mendatang.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *