Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Ikeya Seki 1965f

BRIMO

Komet Ikeya-Seki: Kilau Surgawi yang Menggetarkan Abad ke-20

Langit pagi tanggal 18 September 1965 mencatat sebuah peristiwa astronomi yang luar biasasebuah cahaya samar muncul dari balik sisa-sisa langit yang baru saja disapu bersih oleh topan. Cahaya itu adalah awal dari penemuan komet paling terang di abad ke-20, yang kelak dikenal sebagai Komet Ikeya-Seki.

Dua astronom amatir asal Jepang, Kaoru Ikeya dan Tsutomu Seki, secara terpisah namun hampir bersamaan hanya terpaut sekitar 15 menit—mengamati benda langit tak biasa itu. Dengan peralatan sederhana dan ketekunan luar biasa, mereka melihat sebuah objek bermagnitudo 8 bergerak ke arah timur di langit pagi. Tak mereka sangka, apa yang tampak kecil itu akan menjelma menjadi fenomena langit paling menggetarkan selama beberapa dekade.

Kilau yang Meningkat Tajam

Dalam waktu singkat, komet tersebut semakin terang. Di awal Oktober, ia sudah bersinar pada magnitudo 4, dan hanya berselang beberapa hari, cahaya itu meningkat menjadi magnitudo 2—cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang, bahkan dengan ekor sepanjang 10 derajat yang memukau pengamat di seluruh dunia.

komet ikeya-seki – Pekik Camar

Baca Juga : Kecelakaan Longboat di Maluku Tenggara, Dua Mahasiswa UGM Tewas

Namun pesona sesungguhnya baru dimulai. Komet ini ternyata adalah bagian dari kelompok Kreutz Sungrazers, komet-komet yang melintasi sangat dekat dengan Matahari. Perhitungan orbit mengindikasikan bahwa Komet Ikeya-Seki akan melintas di bawah geometri terbaik yang pernah dicatat, menjanjikan pertunjukan langit yang luar biasa.

Mengalahkan Cahaya Matahari

Puncaknya terjadi pada 20 Oktober 1965. Dari langit Amerika Serikat, komet ini terlihat di siang hari hanya dengan menutupi matahari dengan tangan! Cahaya komet bersinar luar biasa—diperkirakan mencapai magnitudo -10 hingga -11, hampir seterang Bulan purnama. Beberapa jam setelah melewati titik perihelion (titik terdekat dengan Matahari), komet ini bahkan mungkin bersinar lebih terang, meski saat itu hanya bisa dilihat dari belahan dunia lain seperti Jepang.

Bayangkan: sebuah benda dari ujung tata surya, melintas begitu dekat dengan Matahari hingga cahayanya menembus terang siang hari. Tidak banyak fenomena langit yang bisa menandingi momen ini.

Spektakel di Langit Pagi

Setelah momen klimaks itu, Komet Ikeya-Seki perlahan memudar, namun belum usai menunjukkan pesonanya. Pada pagi 25 Oktober, komet kembali muncul di langit timur dengan ekor sepanjang 20 hingga 30 derajat, memotong cakrawala dengan indahnya. Meski perlahan kehilangan kecerahannya, ekornya justru semakin menawan: ramping, terang, dan sedikit melengkung seperti sapuan kuas kosmik.

Warisan Kosmik

Komet Ikeya-Seki tak hanya menjadi tontonan spektakuler, tapi juga menjadi salah satu objek paling dipelajari dalam sejarah astronomi modern. Ia adalah pengingat bahwa semesta selalu memiliki kejutan, dan kadang-kadang, cahaya paling memukau datang dari tempat yang paling tak terduga—menyelinap di balik badai, menari di langit, dan meninggalkan jejak abadi dalam ingatan manusia.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *