Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Sarjana Menyusuri Lumpur Demi Harapan Baru

BRIMO

Musarotun: Sarjana yang Menyusuri Lumpur Demi Harapan Baru

Manokwari – Sarjana Menyusuri Di tengah kerasnya persaingan dunia kerja dan mahalnya biaya hidup, Musarotun (29) adalah potret nyata seorang ibu yang tak gentar menghadapi kenyataan pahit. Dalam cuaca panas dan lembapnya selokan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ia mencemplungkan dirinya ke dalam air kotor penuh sampah, tanpa ragu. Bukan tanpa alasan, ia melakukannya karena di balik langkah-langkahnya, ada sebuah tekad yang tak terbendung untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Musarotun, seorang ibu dua anak, memiliki gelar sarjana akuntansi dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Namun, seperti ribuan sarjana lainnya, ijazahnya tak lebih dari sekadar secarik kertas yang menyimpan harapan yang kini mulai memudar. Lulus dengan nilai baik, ia menyadari bahwa di dunia kerja, tak cukup hanya memiliki pendidikan formal yang tinggi. Di tengah persaingan ketat dan semakin langkanya peluang kerja, Musarotun tahu bahwa ia harus lebih dari sekadar seorang sarjana. Ia harus berani keluar dari zona nyaman dan berjuang dengan cara yang tidak biasa.

Sarjana Menyusuri
Sarjana Menyusuri

Baca Juga : Kecelakaan Longboat di Maluku Tenggara, Dua Mahasiswa UGM Tewas

Seleksi untuk menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) adalah salah satu kesempatan yang ia lihat sebagai pintu untuk mengubah nasib. Berbekal tekad yang kuat dan sepasang sepatu boot, Musarotun ikut dalam uji praktik rekrutmen yang menuntutnya untuk membersihkan selokan yang penuh lumpur dan sampah. Tanpa ragu, ia pun langsung terjun, meskipun rekan-rekannya menggunakan sarung tangan, sementara ia bekerja dengan tangan telanjang.

“Alhamdulillah dari tadi tesnya seru. Nyebur ke selokan juga enggak jijik,” ujarnya sambil tertawa, meski sesekali terhalang oleh sepatu boot yang tenggelam dalam lumpur.

Baginya, setiap tetes keringat yang ia keluarkan di tengah bau busuk dan kotoran bukanlah hal yang memalukan. Sebaliknya, itu adalah bentuk pengorbanan dan harapan. Ia tahu betul, kehidupan yang layak tidak datang dengan mudah, dan pekerjaan yang “kotor” sekalipun, asalkan halal, adalah langkah nyata untuk meraih tujuan besar—menyediakan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya.

Musarotun, yang sebelumnya bekerja sebagai ibu rumah tangga, tak asing dengan tantangan kehidupan. Dari mengurus rumah, memasak, dan mendidik anak-anaknya, ia menyadari bahwa untuk maju, keluarga membutuhkan lebih dari sekadar pengorbanan waktu. “Daftar PPSU harapannya untuk kemajuan ekonomi keluarga,” katanya, dengan suara penuh keyakinan. Hanya ada enam kursi yang tersedia di kelurahan tersebut, sedangkan ratusan pelamar berlomba-lomba untuk merebutnya. Meskipun peluangnya kecil, Musarotun percaya bahwa kesempatan adalah milik mereka yang berusaha keras.

Ternyata, Musarotun bukan satu-satunya yang datang dengan latar belakang pendidikan tinggi. Di Kelurahan Serdang, Kemayoran, dua perempuan lainnya—Nabila (27) dan Febrina Nuranisa (32)—juga ikut serta dalam seleksi PPSU.

Apa yang dilakukan Musarotun dan perempuan-perempuan lainnya adalah cerminan dari kesungguhan dan daya juang yang tak kenal menyerah. Mereka menunjukkan bahwa gelar pendidikan tidak menjamin segalanya, dan terkadang, untuk bertahan hidup, kita harus siap menerima kenyataan dan beradaptasi dengan segala situasi.

Musarotun, meskipun bukan siapa-siapa, adalah sosok yang memberikan kita pelajaran besar tentang ketekunan, keberanian, dan harapan. Ia mengajarkan bahwa hidup adalah perjuangan yang terus berlanjut, dan meskipun kita tidak selalu dapat memilih jalan yang mudah, kita tetap bisa memilih untuk bertahan dan berusaha lebih keras.

Kisahnya adalah kisah nyata dari seorang ibu yang menuntut perubahan, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk masa depan anak-anaknya. Dan itu, bagi Musarotun, adalah segalanya.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *